SISTEM EKSKRESI KULIT: BAGAIMANA TUBUH MENGHADAPI CUACA PANAS?

 Halo Spotters!

Indoensia sebagai salah satu negara tropis memiliki 2 musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Pada waktu tertentu, seringkali musim panas rasanya panaaasss bangett! Beberapa kemungkinan seperti pemanasan global, perubahan iklim, jumlah awan menurun, dan posisi matahari pada titik terdekat dengan khatulistiwa dapat menyebabkan cuaca panas di Indonesia. Kondisi ini memicu tubuh melakukan mekanisme untuk mempertahankan homeostasis.

Seperti yang kita ketahui, salah satu sistem organ yang ada dalam tubuh adalah sistem ekskresi. Sistem ini memungkinkan pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh ke lingkungan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Dari beberapa organ yang terlibat, kali ini kita akan memahami bagaimana mekanisme kulit sebagai salah satu organ ekskresi dalam mempertahankan suhu tubuh.

Evaporasi, atau penguapan, adalah mekanisme yang tidak hanya dilakukan tumbuhan tapi juga dilakukan manusia. Evaporasi terjadi apabila suhu lingkungan sedang tinggi terutama jika lebih tinggi daripada suhu kulit [1, 2]. Proses ini biasanya kita sebut sebagai berkeringat. Meski terasa sederhana, ada beberapa tahapan yang dilalui tubuh sebelum mengeluarkan keringat.

Respon tubuh terhadap suhu panas

Spotters, ketika tubuh kita terpapar cuaca panas atau setelah aktivitas berat seperti olahraga, tubuh akan peka bahwa suhu tubuh kita naik. Suhu ini akan diterima oleh termoreseptor tubuh. Informasi ini selanjutnya diteruskan ke otak [3, 4].

Stimulasi kelenjar keringat

Informasi yang diterima otak akan memicu kelenjar keringat untuk menyekresikan air ke luar tubuh melalui pori-pori kulit [4, 5].

Pengeluaran cairan tubuh melalui keringat

Merespon perintah otak, tubuh selanjutnya mengeluarkan air dan zat-zat buangan lainnya melalui keringat. Ini yang menyebabkan terkadang keringat terasa asin, karena memang keringat bukan hanya air, Spotters. Beberapa zat yang terkandung dalam keringat antara lain mikronutrien (K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, dan vitamin), hasil metabolisme (glukosa, laktosa, amonia, urea, bikarbonat, asam urat, etanol), hingga sitokin serta kortisol meski didominasi oleh air dan garam [4, 6].

Dikeluarkannya air melalui pori-pori sekaligus mengeluarkan panas dari tubuh. Hal ini berdasarkan pada prinsip bahwa penguapan keringat membutuhkan panas. Oleh karena itu, panas dalam tubuh dikeluarkan untuk mendukung perubahan wujud ini [1-3]. Hasilnya, panas dalam tubuh berkurang dan suhu tubuh menurun.

Mekanisme berkeringat dan evaporasi dapat digambarkan dengan ilustrasi sebagai berikut.


Mekanisme Fisiologis Berkeringat (Sistem Ekskresi Kulit)
Mekanisme Fisiologis Berkeringat (Sistem Ekskresi Kulit)

Kulit dan tubuh menerima suhu panas kemudian diterima oleh otak sehingga kelenjar dalam kulit merespon. 1) Kelenjar keringat; 2) Saluran keringat; 3) Keringat yang dikeluarkan pori-pori kulit dan terevaporasi; 4) Kumpulan keringat di atas kulit; 5) Pori-pori kulit [4]

Sampai disini bahasan kita tentang sistem ekskresi kulit. Untuk bahasan lebih lanjut, boleh banget untuk menelusuri sumber-sumber tulisan ini di referensi. Ciao!

Referensi

1.       Baker, L.B., Physiology of sweat gland function: The roles of sweating and sweat composition in human health. Temperature, 2019. 9(6): p. 211-259.

2.       Shibasaki, M. and C.G. Crandall, Mechanisms and controllers of eccrine sweating in humans. Frontiers in Bioscience, 2010. 1(2): p. 685-696.

3.       Morris, N. and O. Jay, Staying warm in the cold with a hot drink: the role of visceral thermoreceptors. Temperature, 2017. 4(2): p. 123-125.

4.       Baker, L.B. and A.S. Wolfe, Physiological mechanisms determining eccrine sweat composition. European Journal of Applied Physiology, 2020. 120: p. 719-752.

5.       Todd, G., et al., Does intramuscular thermal feedback modulate eccrine sweating in exercising humans? Acta Physiol (Oxf), 2014. 212(1): p. 86-96.

6.       Hu, Y., et al., Neural control of sweat secretion: a review. Br J Dermatol, 2018. 178: p. 1246-1256.

Link Rujukan

[1] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6773238/pdf/ktmp-06-03-1632145.pdf

[2] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2866164/pdf/nihms183913.pdf

[3] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5489010/pdf/ktmp-04-02-1299667.pdf

[4] https://link.springer.com/content/pdf/10.1007/s00421-020-04323-7.pdf

[5] https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/bjd.15808

Previous
Next Post »