Cara Memberi Nama, Isomer, dan Pembuatan Eter

2. Eter

Eter merupakan isomer fungsi dari alkohol. Eter memiliki rumus umum R – O – R, dengan R adalah alkil. Alkil-alkil pada eter dapat disamakan dan dapat pula dibedakan.
Gambar produk dietil eter
dietil eter (amazon.co.uk)

a. Tata nama eter

Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu nama IUPAC dan nama lazim.
Nama IUPAC
Nama IUPAC eter adalah alkoksi alkana. Eter dianggap sebagai turunan alkana yang satu atom H diganti oleh gugus alkoksi (–OR).

Jika gugus alkilnya berbeda, alkil yang dianggap sebagai alkoksi adalah alkil yang rantai C-nya lebih pendek, sedangkan alkil yang rantainya lebih panjang dianggap sebagai alkana (rantai pokok).

Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan posisi gugus fungsi sehingga C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor terkecil.
Contoh:
Tatanama eter
tatanama eter

tatanama eter


Nama trivial
Eter diberi nama alkil-alkil yang mengapit – O – menurut abjad dan diikuti dengan kata eter.
Contoh:
CH3-O-CH2-CH3 etil metileter
CH3-CH2-O-CH2-CH2 dietileter
CH3-O-CH2-CH2-CH3 metilpropil eter
nama trivial eter

b. Isomer fungsi antara eter dan alkohol

Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh karena itu, alkohol dan eter disebut sebagai berisomer fungsi.
Di bawah contoh rumus molekul beberapa alkohol dan eter.

Isomer  dari C4H10O dapat berupa alkohol maupun eter.
tabel contoh isomer fungsi alkohol dan eter

c. Sifat-sifat eter

Sifat fisis
Suhu-suhu eter yang rendah mudah menguap dan mudah terbakar. Titik didihnya rendah karena tidak mempunyai ikatan hidrogen. Sukar larut dalam air.
1) Berupa zat cair (kecuali metil eter) berbau harum dan mudah menguap.
2) Dengan jumlah atom C yang sama, titik didih eter lebih rendah dari titik didih alkohol.
3) Sukar larut dalam air.

Sifat kimia
1) Tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3, dengan demikian dapat untuk membedakan alkohol dengan eter.

2) Bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl (reaksi ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter).

3) Bereaksi dengan HX (X = F, Cl, Br, I).


4) Dengan HI berlebih dan pemanasan menghasilkan R – I dan H2O.

5) Eter mudah terbakar membentuk gas CO2 dan uap air.

d. Pembuatan Eter

Dengan eliminasi alkohol pada suhu 140°C.
Reaksi pembuatan Eter Dengan eliminasi alkohol

contoh:

contoh reaksi Pembuatan Eter Dengan eliminasi alkohol

Dengan sintesis Williamson.
Reaksi pembuatan Eter Dengan sintesis Williamson
contoh:
Reaksi pembuatan Eter Dengan sintesis Williamson

e. Kegunaan eter


Dalam kehidupan sehari-hari eter yang paling banyak digunakan adalah dietil eter, yaitu sebagai obat bius dan pelarut senyawa nonpolar. MTBE (metil tersier butil eter) ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan bilangan oktan.
metil tersier butil eter

Previous
Next Post »