Proses Pembentukan Sel Darah Merah di Dalam Tubuh

Sel darah merah (eritrosit)


Proses Pembentukan Sel Darah Merah di Dalam Tubuh
sel darah merah (sumber: healthjade.com)


Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Pada vertebrata umumnya sel darah merah berbentuk lonjong, bikonvek, dengan inti lonjong kecuali pada mamalia berbentuk bundar bikonkaf (cekung di kedua sisi),dan tidak mempunyai inti sel.

Setiap 1 mm3 darah mengandung 4-6 juta, banyaknya sel darah merah pada laki-laki dewasa 5 juta/mm3, sedangkan wanita dewasa 4,5 juta mm3. Orang-orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya memiliki eritrosit lebih banyak, contoh orang hidup di Peru, pada ketinggian 6.000 m dari permukaan laut memiliki sel darah merah kurang lebih 8 juta/mm3.

Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin berfungsi mengangkut O2 ke seluruh tubuh dan mengangkut CO2 dari sel-sel tubuh ke paru. Hemoglobin mengangkut O2 dalam bentuk oksihemoglobin dan mengikat CO2 dalam bentuk karboksihemoglobi. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen. Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah.

gambar hemogoblin

Kadar hemoglobin pada laki-laki sehat 14-16%, sedangkan pada wanita sehat 12-14%. Jika kadar Hb seseorang 14%, artinya dalam 100 mm3 darah terdapat 14gr Hb. Kadar hemoglobin ini dapat diukur dengan alat spektrofotometer. Kadar hemoglobin seseorang dapat berkurang dan disebut anemia. Hal ini terjadi karena seseorang menderita panyakit, antara lain malaria, cacing tambang, kanker darah, TBC yang kronis atau karena kecelakaan.

Eritrosit pada orang dewasa dibentuk di dalam sumsum merah tulang, sedangkan pada embrio dibentuk di dalam hati dan limpa. Usia eristrosit ± 120 hari, sel yang sudah tua akan mati dan dirombak di dalam hati dan limpa oleh sel-sel histiosit. Hemoglobin dilepas, Fe diambil dan disimpan di hati selanjutnya dikirim ke sumsum merah tulang untuk membentuk hemoglobin kembali. Globin digunakan lagi untuk membentuk hemoglobin baru. Hemin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu) kemudian dikeluarkan di usus, seterusnya keluar tubuh bersama feses.


Pembentukan sel darah(eritrosit)
Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah.Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.


Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang mieloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Previous
Next Post »