Tipe-tipe Sel Darah Putih dan Fungsinya Bagi Tubuh

Sel darah putih (leukosit)


Sel darah putih dapat diibaratkan sebagai pasukan penjaga penjaga tubuh dari serangan musuh. Jika tubuh kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka, agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka tersebut. Jika ada kuman yang masuk, maka dia akan segera melawannya. Dapat digambarkan, bahwa akan terjadi pertarungan antara kuman dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka itu merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, kuman, selsel tubuh, dan cairan tubuh. Sel darah putih mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi.

Ukurannya berkisar antara 10 nm–25 nm. Fungsi sel darah putih ini adalah untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh. Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit. Pada laki-laki dan perempuan dewasa setiap mm 3 darah hanya terdapat kira-kira 4.500 sampai 10.000 butir. Leukosit mempunyai bentuk bervariasi dan mempunyai ukuran lebih besar dari eritrosit. Leukosit mempunyai inti bulat dan cekung. Sel-sel ini dapat bergerak bebas secara amuboid (bentuknya tidak tetap) serta dapat menembus dinding kapiler (diapedesis).
Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni. Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal dunia.Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Pada tubuh seseorang yangmenderita penyakit tifus, sel darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu butir/mm3.Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum tulang, limfe, dan kelenjar limfe.

Leukosit dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

a) Granulosit

Jumlahnya hampir 75% dari seluruh leukosit, plasmanya mengandung granula (butir-butir halus), dibuat di dalam sumsum merah oleh jaringan retikulo endotelium. Granulosit merupakan sel fagosit, memakan benda asing, terutama bakteri. Oleh karena itu, granulosit dapat menembus dinding kapiler, disebut diapedesis serta masuk ke jaringan-jaringan.
Granulosit juga mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan, dan membuangnya. Dengan cara ini jaringan yang rusak atau terluka dapat dibuang dan memungkinkan untuk penyembuhan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, yaitu peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatan sel darah putih tersebut tidak berhasil dengan baik, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi kuman-kuman yang sudah mati.

Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna, yaitu :
1) eosinofil, menyerap zat warna yang bersifat asam (eosin) granulanya berwarna merah jumlahnya ± 4%;
gambar eosinofil



2) basofil, menyerap zat warna yang bersifat busa (methylen biru) granulanya berwarna biru, jumlahnya ± 1%;
gambar basofil
3) neutrofil, menyerap zat warna baik yang bersifat asam maupun basa, granulanya berwarna merah kebiruan, jumlahnya ± 70% merupakan fagosit.
Gambar neutrofil



b) Agranulosit

Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran), intinya relatif besar, jumlahnya ± 25%. Agranulosit dibedakan menjadi dua yaitu:
(1) Limfosit, jumlahnya ± 23%. Dibentuk dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar limfa. Fungsi limfosit tidak sebagai fagosit tetapi untuk membentuk antibodi. Terdapat dua bentuk utama limfosit, yaitu T limfosit dan B limfosit. T limfosit akan bergerak menuju kelenjar timus, sedangkan B limfosit tetap pada sumsum tulang.
gambar limfosit


(2) Monosit, ukuran selnya besar ± 9-12 μm dan jumlahnya hanya sedikit. Dibentuk di hati dan limpa. Fungsi monosit sama dengan granulosit, memakan bakteri dan benda asing lainnya. Monosit dapat berpindah dari aliran darah ke jaringan. Pada jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag dan netrofil merupakan fagosit utama paling efektif. 
gambar monosit

Previous
Next Post »